1/20/2014

labil

diam
membisu
dalam gelap kunyalakan lampu, menghindari rusak mata dari layar komputer tabung.
duduk
membungkuk
melihat tulisan membentuk kata merangkai kalimat, kubaca kupahami dan kulupakan.
beristirahat
berpikir
melihat atap tanpa eternit, melihat aku yang terdiam.
terdiam
termenung
dalam diriku kucoba nyalakan api, api yang lekas padam oleh dingin angin sengsara.
harapan yang terlihat namun usaha yang padam
coba kulukis senyum di wajahku yang akhirnya luntur oleh air mata, membentuk busur yang terbalik dari sebelumnya.
semudah itu aku berubah, semudah itu juga kau lukis ulang senyum di wajahku.
senang aku mengenalmu
disaat aku tertimpa keterpurukan orang lain.
bayangmu terbesit dalam pikirku
membuyarkan lamunku, mengubah susunan kata yang kuingin tuliskan.
hingga seperti inilah aku mengakhirinya.